Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Rabu, 17 Agustus 2011

Keselamatan melalui penderitaan.

hari ini merefleksikan Injil Matius 16:13-23, dengan thema:” Keselamatan melalui penderitaan“. Injil Matius hari ini berbicara banyak hal, tapi mari kita merefleksikan tentang “keselamtan melalui penderitaa”. Bagaimana maksudnya itu.
Hidup kita tak pernah bebas dari berbagai pengalaman, termasuk pengalaman yang tidak menyenangkan. Kebetulan hari ini Gereja Katolik memperingati orang kudus yakni Santo Yohanes Vianney. Menurut kisahnya, tak jarang ia selalu diganggu iblis. Tetapi setiap kali gangguan itu datang, selalu saja ada orang berdosa yang bertobat. Rupanya Romo Vianney yang menjadi pastor paroki di kampung Ars Perancis tidak rela kalau manusia datang kembali kepada jalan Tuhan berkat rahmat penebusan Kristus. Penderitaannya membuahkan keselamatan bagi banyak orang, maka semuanya ia terima dengan sukacita dan iklas.
Juga kisah mengenai Musa tokoh Pernjanjian Lama sebagaimana dikisahkan dalam Kitab Bilangan (20:1-2) boleh dianalogikan dengan suatu penderitaan. Coba bayangkan betapa kecewanya Musa, ketika dikatakan kepadanya bahwa ia tidak akan masuk ke Tanah Terjanji. Pada hal ia sudah mempertaruhkan seluruh hidupnya untuk membawa umat ke Tanah Terjanji. Ia sudah menaruhkan tugas perutusan yang dipercayakan Allah kepadanya. Namun ia tidak stress untuk bertekun dan sabar. Dengan semangat ia tetap melanjutkan tugasnya meski ia tidak akan melihat hasilnya. Ia sadar bahwa apa pun yang terjadi dengan dirinya, umat yang ia pimpin pada akhirnya akan masuk ke tanah terjanji.
Kebenaran inilah yang dinyatakan Yesus melalaui Injil Matius 16:21. Yesus menyatakan bahwa Ia harus menanggung banyak penderitaan, lalu dibunuh dan bangkit pada hari ketiga. Lewat kematian dan kebangkitan Kristus itulah manusia diselamatkan. “Nula salus via crucem”, adalah peribahasa Latin yang menyatakan bahwa tida ada keselamatan tanpa salib. Salib dapat diartikan penderitaan, beban hidup, dan apa pun yang tetap menjadi beban hidup manusia. Dan kita tahu bahwa manusia akan selalu menghindar “salib” sebesar atau sekecil apapun. Ketika Yesus menyampaikan hal ini kepada Petrus, ia tidak mampu menangkap apa yang disampaikan oleh Yesus. Yesus mengatakan dengan nada keras kepada Petrus:”Enyahlah iblis!Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau memikirkan bukan yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia”.
Melalui kematian dan kebangkitan Kristus itulah manusia diselamatkan, sesuai dengan rencana Allah demi keselamtan umat manusia. Sekali lagi Petrus tidak menangkap jalan Allah ini. Ia harus belajar banyak untuk sampai pada pemahaman seperti ini. DAn akhirnya ia sendiri pun menempuh jalan yang ditempuh oleh Yesus yakni mati di salib dengan kepala di bawah.
“Keselamatan melalui penderitaan”, ini adalah suatu kenyataan dalam hidup ini. Banyak orang yang telah mengingkari Kristus sebagai Juru Selamat, mengalami penderitaan yang hebat. Tetapi setelah menyadari bahwa dengan penderitaan itu hidupnya dimurnikan, lama-kelamaan hidupnya dipulihkan melalui pertobatannya.
Oleh karena itu, kita tidak bisa menghindari penderitaan (salib), karena dengan penderitaan hidup kita dimurnikan, dan ini merupakan jalan yang harus dialami oleh setiap orang.
Demikian refleksi bathin hari mengenai “keselamatan melalui penderitaan”, Tuhan berkati.-*** (by admin http://kuasadoa.com).

Doa,
Bapa di surga, keteladanan Putera-Mu tentang penderitaan untuk menuju kepada keselamatan harus menjadi sumber inspirasi untuk hidup ini, amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar