Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Rabu, 16 November 2011

INNER BEAUTY

Hari Minggu Biasa XXXIII
Minggu, 13 November 2011
Inspirasi Bacaan: Am. 31:10-13, 19-20, 30-31; 1Tes. 5:1-6; Mat. 25:14-15, 19-21.
P. Sani Saliwardaya, MSC
 
 
Ungkapan Inner Beauty akhir-akhir ini sedang disukai banyak orang. Kecantikan yang terpantul dari dalam (hati) seseorang (wanita), itulah makna dari ungkapan tersebut. Ada banyak alasannya mengapa orang menyukai ungkapan itu dan mulai beralih untuk mempercantik batin . Mungkin karena harga kosmetik semakin mahal sehingga orang beralih dari mempercantik wajah lahir ke mempercantik wajah batin, inilah yang dinamakan alasan ekonomis. Ada juga orang yang sudah mati-matian mempercantik diri dan penampilannya dengan segala macam cara, tetapi tetap tampak biasa-biasa saja atau malahan tambah amburadul. Karena alasan itu, dia beralih mempercantik batin. Ini yang dinamakan alasan keterpaksaan. Ada sementara orang yang sudah semakin menyadari keterbatasan usianya, sehingga dia menyerah untuk mempercantik penampilan; dan sebagai gantinya dia mempercantik hidup batinnya. Inilah yang dinamakan alasan alamiah. Apakah ada yang salah dengan alasan-alasan itu? Bilamana kita menyadari bahwa Allah senantiasa campur tangan dalam setiap kehidupan kita, maka semua alasan itu tidak ada yang keliru. Tuhan kadang-kadang memakai cara-Nya sendiri untuk menyadarkan kawanan domba-Nya.
        Bacaan-bacaan Minggu ini, secara khusus dan eksplisit, bacaan I mengungkapkan tentang inner beauty dari seorang istri.
Dalam kitab Amzal pada umumnya dapat dijumpai pelbagai gambaran negatip tentang wanita (bdk. 11:22; 19:13; 21:9, 19). Hal ini disebabkan karena pada masa itu pendidikan menjadi hak kaum laki-laki dan hanya kaum laki-laki yang bisa memberikan penilaian & pandangan tentang positip atau negatipnya seorang istri / wanita. Dengan kala lain, baik-buruknya wanita ditentukan oleh kaum laki-laki. Perikop dari kitab Amzal hari Minggu ini (Am.31:10-31) tampil beda. Di sana wanita / istri ditampilkan secara sangat positip. Berbeda dengan kitab Kidung Agung yang menampilkan keindahan dan kemolekan wanita secara fisik (Kid. 7:1-10), kitab Amzal memuji sisi batiniah, kecantikan batin wanita.
Istri yang cakap (ay.10, bukan cakep) adalah istri yang kuat, dalam arti istri yang memperhatikan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang, khususnya bagi keluarganya agar tidak mengalami kekurangan. Istri yang cakap ini mempunyai sikap yang bertolak belakang dengan istri yang bodoh, malas, dan pemboros. Istri yang cakap adalah istri yang bekerja keras demi keluarganya (ay.13, 19). Ia dapat melakukan banyak hal & pekerjaan tanpa meminta bantuan orang lain. Ia seorang istri yang mandiri. Istri yang cakap, bukan hanya memperhatikan keluarganya sendiri saja, tetapi juga tidak menutup mata terhadap orang lain yang kurang beruntung, yang miskin dan tertindas. Ia mempunyai kasih terhadap sesamanya (ay.20). Dia memiliki simpati & rasa solidaritas terhadap orang lain. Sikap istri cakap yang sedemikian itu berasal dari sikap batinnya yang menaruh hormat pada Allah (ay.30) dan menjauhi segala tindak kejahatan (ay.12). Inner beauty seorang istri yang cakap jauh lebih bernilai dari pada seluruh kekayaan suaminya (ay.10), bahkan kemolekan fisiknya (ay.30).
Inner beauty terpancar pada sikap “tanggungjawab, rasa solidaritas, dan takut akan Allah”.
        Injil Minggu ini, melalui perumpamaan tentang talenta, juga mengajak kita untuk bertanggungjawab terhadap apa yang telah Tuhan anugerahkan kepada kita masing-masing. Orang yang menerima 1 talenta takut untuk mengembangkannya (ay. 25). Talenta adalah mata uang Yunani yang terbesar dan setara dengan 6.000 dinar. Dinar adalah mata uang Romawi yang senilai dengan upah 1 hari kerja. Jadi, 1 talenta sebenarnya bukanlah jumlah uang yang kecil, karena 1 talenta senilai dengan upah kerja selama lebih kurang 19 tahun. Orang yang menerima 1 talenta takut mengembangkan tanggungjawabnya karena dia merasa berhadapan dengan tuan yang kejam. Dia nampaknya lebih memperhatikan tindakan-tindakan lahiriah tuannya (bdk. ay. 24). Dia tidak bisa mengerti maksud dan tujuan dibalik tindakan tuannya tersebut, yakni menanamkan tanggungjawab (bdk. ay.21, 23)
Dalam bacaan II Minggu ini, Paulus, dalam suratnya kepada umat di Tesalonika, mengajak mereka untuk bertanggungjawab atas anugerah yang telah mereka terima sebagai anak-anak terang dan anak-anak siang (bdk., ay.1), yakni dengan berjaga-jaga dalam menantikan kepastian datangnya Hari Tuhan (bdk., ay. 3). Sebagai anak-anak terang dan anak-anak siang mereka harus berjaga-jaga dengan sadar (ay.6), bukan karena ketakutan seperti orang yang menjaga kekayaannya terhadap pencuri tetapi dengan penuh harapan.

Amanat bacaan:
1.    Inner beauty seorang Katolik adalah sikap bertanggungjawab terhadap anugerah Tuhan kepada kita.
2.    Inner beauty seorang Katolik adalah sikap mempertanggungjawabkan anugerah Tuhan tersebut dengan rasa simpati dan solidaritas. Anugerah Allah dikembangkan dan dipertanggungjawabkan dengan rasa kasih
3.    Inner beauty seorang Katolik adalah kecantikan batin yang terpancar lewat cara hidup sehari-hari karena didasarkan pada sikap hormat & taat pada Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar