Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Rabu, 20 April 2011

Sejarah Kata "Easter" (PASKAH)

Easter (Inggris) berasal dari akar kata bahasa proto-Germanic yang memiliki arti “to rise” (atau bangkit). Dalam bahasa Jerman kontemporer kata “oest” dan dalam bahasa Inggris kata “east” — keduanya memiliki arti Timur — petunjuk arah saat matahari terbit (to rise — bangkit dari kegelapan malam) di pagi hari; ini menjadi akar kata untuk “Easter”. Fakta ini tidak hanya menunjuk pada kebangkitan Yesus dari kematian, namun juga kenaikan-Nya (to rise) ke Surga dan nanti saat kita terangkat (to rise) ke surga bersama-sama dengan Yesus Kristus saat Dia datang kembali untuk menghakimi dunia.
Ada sebagian orang yang tidak percaya dan menganggap tidak benar bahwa kata “Easter” berasal dari “Dewi Oestar” (Germanic) ataupun “Dewi Ishtar” (Babilon). Kedua dewi ini merupakan simbol kesuburan yang menunjukkan datangnya musim semi, kehidupan baru, dan pembaharuan. Penyimpangan kata “Ishtar” dapat dijumpai dalam Alkitab sebagai pahlawan wanita Yahudi yang bernama “Esther”, yang mengabaikan keselamatan nyawanya sendiri demi kepentingan bangsanya.


Menurut sejarah, kebangkitan Yesus merupakan saatnya bersukacita, bergembira dan penuh perayaan. Banyak gereja menggunakan warna-warna cerah untuk menghias mimbar dan altar dan biasanya warna putih dan emas. Putih melambangkan kesucian dan kebangkitan, emas melambangkan kemenangan. Beberapa gereja juga mengadakan jamuan pesta jemaat, yang mengingatkan bahwa jamuan pernikahan Anak Domba hanya dapat terjadi karena kematian Tuhan Yesus dan kebangkitan-Nya. Kebanyakan gereja mengulangi pernyataan yang diambil dari Injil dan telah dibakukan oleh Gereja di awal abad kedua: Dia telah bangkit! Sesungguhnya Dia telah bangkit! (He is Risen! He is Risen indeed!)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar