Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Rabu, 20 April 2011

Renuangan Paskah 2011

KRISTUS CAHAYA DUNIA
oleh P. Sani Saliwardaya, MSC

Hari Raya Paskah adalah pesta pokok & paling besar dalam tradisi liturgi kekristenan, karena iman kristiani didasarkan dan dipusatkan pada makna dari perayaan Paskah ini. Perayaan Paskah Kristiani bisa dikatakan juga sebagai perayaan hari jadi (hari kelahiran) iman kristiani, karena .iman kristiani diawali, bertumbuh, dan berkembang pada Kebangkitan Kristus. Bisa dikatakan bahwa peristiwa Kebangkitan Yesus menjadi benih pertumbuhan dan perkembangan iman kristiani. Rasul St. Paulus mengatakan bahwa bila Kristus tidak bangkit dari antara orang mati, maka sia-sialah iman kita kepada-Nya (bdk. 1Kor. 15:13). Dalam dan melalui liturgi perayaan Paskah, Gereja hendak mengenangkan dan memperingati kembali kisah mesianik Yesus Kristus tersebut. Yesus Kristus adalah Mesias yang dijanjikan Allah kepada bangsa Israel dan juga kepada umat manusia. Karena itulah, dalam liturgi Paskah, khususnya liturgi Malam Paskah, tampak dengan jelas kaitan antara kisah Perjanjian Lama dengan kisah Yesus.

Sebagai perayaan pokok, dalam liturgi Paskah terdapat banyak sekali simbol-simbol yang dipakai. Salah satu simbol yang hendak kita renungkan bersama kali ini adalah Lilin Paskah. Untuk itu, marilah kita renungkan beberapa kalimat-kalimat yang ada dalam kidung Pujian Paskah – Exultet – yang dinyanyikan pada Malam Paskah.
“Inilah hari raya Paskah. Hari Anak domba sejati dikorbankan”

Kalimat ini mengingatkan kita akan kisah pembebasan bangsa Israel dari tanah Mesir. Sebelum menuntun mereka keluar dari Mesir dengan perantaraan Musa, Allah mengadakan perjanjian jamuan Paskah dengan mereka (Kel. 12:1-27; 43-51). Dalam perjamuan Paskah tersebut, dikorbankan anak domba jantan tak bercela. Perjamuan Paskah Yahudi (bs. Israel) menjadi perjamuan kenangan & peringatan akan Allah yang membebaskan mereka dari perbudakan politik & ekomoni.

Dalam perayaan Paskah kristiani, yang dikorbankan bukan lagi anak domba jantan tak bercela melainkan Kristus sendiri sebagai “Anak domba Allah”, “Anak domba sejati”. Kristus Yesus membebaskan bukan hanya bangsa Israel, tetapi seluruh umat manusia dari perbudakan dosa. “Kristus telah melunasi hutang kami keturunan Adam, kepada Bapa. Ia telah menghapus pula hutang dosa lama dengan darah-Nya yang kudus” .

“Pada malam ini, kegelapan dosa dihalau oleh cahaya tugu api”
Kalimat ini juga mengingatkan kita akan kisah perjalanan awal bangsa Israel keluar dari Mesir, di mana Allah menyertai mereka, “pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam hari dalam tiang api untuk menerangi mererka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam” (Kel. 13:21).

Kristus Yesus, Anak domba sejati yang mengorbankan Diri-nya untuk membebaskan umat manusia dari dosa, adalah juga tugu api yang menghalau kegelapan dosa dunia. Tiang Api Allah yang menerangi bangsa Israel melewati kegelapan perjalanan malam hari, dan Tugu Api Kristus yang menghalau kegelapan dosa dunia itulah yang dilambangkan dengan Lilin Paskah.
Dalam pujian Exultet, Gereja – seluruh umat Allah – memohon agar Lilin Paskah yang dikuduskan dalam nama Allah itu, tidak kunjung padam. Gereja juga mohon agar cahaya Lilin Paskah itu dipersatukan dengan cahaya bintang kejora, yakni bintang yang cahayanya tampak paling terang dari dunia. Dan bintang kejora sejati adalah Kristus yang telah bangkit dari alam maut, dan kini menerangi umat manusia.

Semoga Kebangkitan Kristus benar-benar menjadi cahaya yang menerangi kita, sehingga kita terbebas dari kegelapan perjalanan kehidupan kita setiap hari. Kiranya seruan perarakan Lilin Paskah di malam yang agung, “Kristus Cahaya Dunia”, sungguh-sungguh hidup dalam diri kita, sehingga ungkapan “Syukur kepada Allah” menjadi ungkapan kita yang sebenar-benarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar